PACARAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang Diampu
Oleh
Firman
Robiansyah, M.Pd
Disusun
Oleh :
Ulwan Syafrudin (1204069)
Kelas :
IPS
Semester 6
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
A. Identify Problem
Istilah
pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah hubungan percintaan
antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam mengenalkan istilah
"khitbah (meminang". Ketika seorang laki-laki menyukai seorang
perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya pada
waktu dekat.
Selama
masa khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan aurat,
menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan selayaknya suami
istri.Namun di zaman sekarang, istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja.
Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai
"naksir" lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan untuk
mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah pendekatannya
berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya mulai berpacaran yang identik
dengan pelampiasan sayang dengan cara yang kurang begitu sesuai dengan ajaran
Islam.
Hal tersebutlah yang
mendasari mengapa penulis ingin mengulas Tentang Pacaran , karena banyak yang
tidak tau apakah pacaran dalam islam itu di perbolehkan atau tidak.
B. Collect Information
Berdasarkan gambaran
permasalahan yang telah diulas sebelumnya, maka dasar-dasar penulis membahas
ini diantaranya:
1. Banyaknya Remaja dan Orang Dewasa Yang
melakukan Pacaran
2. Banyaknya dikalangan Remaja yang malu
dengan status Jomblo sehingga melakukan pacaran
3. Banyaknya dikalangan Orang tua yang
menginzinkan atau tidak melarang anaknya untuk melakukan pacaran
4. pacaran sebagai ajang mencari pasangan
atau mengenal pasangan
5. aktivitas pacaran seperti orang yang
sudah menikah
6. Pacaran sebagai pelampiasan nafsu
Alasan-alasan
diatas disimpulkan dari menganalisa fenomena-fenomena dilingkungan sekitar.
C. Decide Cause
Penyebab
Pacaran diantaranya :
Faktor
Internal
1.
Kurangnya pemahaman tentang Ilmu agama
Inilah
faktor utama tanpa adanya pengetahuan tentang agama maka akan kurang tahu mana
yang dilarang dan diperintahan Allah SWt.
2.
Nafsu dan Syawat yang tidak terkendali
Pada
dasarnya nafsu dan syahwat adalah fitrah penciptaan manusia. Tidak ada seorang
pun yang bisa melepaskan nafsu dan syahwat dari dirinya. Tetapi banyak orang
yang salah melampiaskan nafsu nya itu kepada hal-hal yang buruk seperti
pacaran.
3.
Malu menjadi Jomblo
Terkadang
kita menjadi malu ketika teman-teman kita memiliki pasangan kita akan ditertawakan
teman anggapannya mungkin kita tidak laku, untuk menghapus itu mungkin dia
mencari pasangan untuk menjadi pasangan.
4.
Kurangnya Perhatian dan kasih sayang
dari keluarga.
Banyak
sekali orang tua yang sibuk bekerja sehingga anak kurang perhatian, sehingga
anak mencari perhatian dan kasih sayang pada orang lain
5.
Pubertas
Anak
yang sudah pubertas akan mencari jati dirinya akan mencari tahu dilingkungan
Faktor
Eksternal
1.
Lingkungan yang buruk
Lingkungan
adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kepribadian anak, karena disini
lah anak paling banyak bersosialisasi , anak yang hidup dilingkungan buruk akan
terkena dampak nya menjadi buruk, maka dari itu kita seharusnya mencari
lingkungan yang baik patuh terhadap orang tua.
2.
Teman yang buruk
Tidak
salahnya bergaul dan berteman. Akan tetapi kita harus pandai memilih dan
memilah siapa saja yang layak dijadikan teman. Teman bisa menghasut kita untuk
berpacaran karena teman yang buruk dan aktivitas pergaulannya pun tidak baik.
Kalau kita berteman yang baik mungkin kita bisa diajak beraktivitas yang
positif seperti mengaji kemasjid dll.
Rasulullah
Saw. bersabda, "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti
halnya penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak
wangi, ia bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau minimal kamu akan
mencium aroma wangi darinya. Adapun tukang pandai besi, ia bisa membuat
pakaianmu terbakar atau minimal kamu akan mencium bau yang tidak sedap
darinya." (HR. Bukhari)
Oleh
karena itu, memilih teman yang baik lagi shalih adalah sebuah kelaziman bagi
setiap muslim
Rasulullah
Saw. bersabda, "Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya, maka
hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi teman karibnya."
(HR. At-Tirmidzi)
3.
Tayangan-tanyangan yang tidak mendidik
Banyak
sekali dalam dunia elektronik dan informasi film-film yang romantis dan
sinetron yang tidak mendidik. Anak bisa meniru dan terpengaruh oleh tanyangan
tersebut apalagi sudah mengindolai artis yang tidak baik
Sedangkan
dampak yang akan ditimbulkan akibat pacaran :
1. Mudah terjerumus ke
perzinaan
Beberapa
pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka, asalkan bisa
menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar kok
pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
“Tercatat atas anak
Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya
melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya
memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati
yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin
atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Padahal engkau tahu,
yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang tidak dibenarkan dalam
islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi,
berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski pacarannya hanya
sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah bisa memicu
terjadinya zina hati.
Semua larangan-larangan
tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah saw.
berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karena
untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu.”
(HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang
tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan.”
Tentang dampak negatif
yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi jumlah pemuda
muslim yang benar-benar terjerumus dalam perzinaan—yang diawali dari aktivitas
pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah melakukan dosa besar yang akan
menyebabkan dampak-dampak buruk lainnya—baik yang ia rasakan di dunia maupun di
akhirat.
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran
cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada
Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa
dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang
menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada
Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang membaca Al Quran,
meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang, serta banyak
ibadah lain yang terlewatkan.
3. ‘melatih’
kemunafikan
Orang yang berpacaran
itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah yang
terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal
yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia
sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya
kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman,
atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang
berpacaran mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati
kecilnya.
4. Menjadikan panjang
angan-angan.
Orang yang sedang jatuh
cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia
memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu—tentang apa yang akan dilakukan
nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata
yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam
dilarang berpanjang angan-angan.
5. Mengurangi
produktivitas
Jika tidak pacaran,
seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif;
misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan
PR, atau yang lainnya. Namun seringkali produktivitasnya turun lantaran ia
berpacaran.
6. Menjadikan hidup
boros
orang yang pacaran akan
selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung
bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa,
mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.
7. Akan melemahkan daya
kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju
kepada pacarnya
8. Akan menyebabkan
terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya prosentase
kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar, karena
jalan-jalan terus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis
untuk berenang-senang).
9. Terjadinya
pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
10. Tidak setia dengan
pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang
lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syah dengan
pacarnya yang lama.
Akibat dari kurang pahamnya masyarakat tentang pacaran
maka permasalahan ini akan dibahas agar menemukan solusi yang tepat agar
Masyarakat Paham tentang bagaimana islam memandang pacaran.
Selain itu penulis menemukan beberapa dalil yang
mengharamkan pacaran Meskipun tidak dijelaskan secara gamblang, namun banyak
sekali dalil yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pelarangan aktifitas
pacaran tersebut.
Telah sama-sama kita
ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan zina, termasuk
juga perbuatan yang MENDEKATI ZINA.
"Dan janganlah
kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)
D. Identify Possible Solution
Berikut
Untuk solusi agar paham mengenai pacaran ataupun mencegah agar tidak terjadi
Pacaran
1.
Adanya pengawasam terhadap orang tua.
Tananmkan sejak dini bahwa Pacaran dilarang jamgan pernah orang tua membolehkan
anak Pacaran sampai dia dewasa dan bekerja. Seiring berjalannya waktu anak
sudah terbiasa tanpa pasangan karena anak yang pernah merasakan pacaran dia
akan sulit untuk tidak pacaran.
2.
Anak bisa kita tempatkan di pondok
pesantren agar anak paham tentang pengetahuan islam dan tahu mana yang baik dan
buruk dan disana lingkungan sangat mendukung untuk melakukan aktivitas yang
baik
3.
Anak bisa kita arahkan kegiatan-kegiatan
yang positif seperti hobinya kita kembangan kalau anak sudah nyaman dengan
hobinya mungkin anak bisa tidak memperdulikan pacaran
4.
Mengadakan kajian-kajian tentang cinta
dan batasan-batasan laki-laki dan perempuan
5.
Bagi merasakan jatuh cinta sebaiknya
dipendam tak perlu diungkapan jikalau itu belum mampu menikah dan kuat untuk
berpuasa (lajang)
6.
Selalu mengingat surat An Nur ayat 26
yang artinya “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”
7.
Menikahkan anak agar tidak terhindar
dari namanya pacaran atau zina
E. Select Best Solution
Dari
solusi-solusi yang dipaparkan diatas, solusi yang terbaik Adalah Mengajak atau
mengarahkan Anak untuk Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang mengarah kepada
kebaikan berkumpul dengan orang-orang yang sholeh yang InsyaAllah akan
berdampak baik dengan anak.
Karena lingkungan itu sangat
berpengaruh,.kebanyakan orang-orang pacaran karena dilingkungannya banyak yang
berpacaran jadi dia mengikuti apa disekitar lakukan. Berbanding terbalik kalau
kita dilingkungan yang baik akan banyak orang yang mengingatkan kita kalau
salah.
F. Plan for Implementation
Perencanaan
untuk mengimplementasikan agar anak paham bagaimana pacaran menurut perspektif
islam. Berikut beberapa perencanaannya.
1.
Melakukan survey tempat kondisi lapangan
2.
Melalukan wawancara kepada anak
dilingkungan sekitar mengenai kondisi dilapangan
3.
Membagikan angket mengenai apakah pernah
melakukan pacaran atau sekarang memiliki status pacaran
4.
Mengadakan suatu kajian-kajian tentang
pacaran
5.
Mengajak untuk berubah dan bergabung di
organisasi keagamaan atau hal-hal kegiatan positif yang dapat mencegah
terjadinya pacaran
G. Implement and Test
Untuk mengaplikasikan
susunan perencanaan yang telah dibuat maka sebagai tempat atau lokasi, objek,
metode dan tekhniknya akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Lokasi Observasi
Observasi ini dilakukan di UPI Kampus Serang.
2. Objek Observasi
Objek
observasi yaitu mahasiswa UPI Kampus Serang
3. Metode
Metode
yang dilakukan adalah metode Tanya jawab (wawancara) antara penulis dengan
beberapa narasumber yaitu Mahasiswa yang Berpacaran Selain itu metode ceramah
yaitu bentuk aplikasi dari sosialisasi yang dilakukan sebagai kegiatan akhir
dari program perencanaan penyuluhan Tentang Pacaran.
4. Desain Observasi
Dalam
mengaplikasikan program perencanaan sosialisasi dan Penyuluhan terhadap Pacaran
dikalangan Mahasiswa UPI kampus Serang. Berawal dari
observasi,wawancara,angket,sosialisasi
5. Instrumen Observasi
Instrumen yang akan digunakan dalam observasi ini,
diantaranya:
a. Observasi
Observasi
yaitu teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu tingkah laku
dengan menggunakan alat indera sebagai alat pengamatan. Teknik ini baik
digunakan kepada objek yang jumlahnya banyak dan sifat datanya untuk
melengkapi.
b. Wawancara
Wawancara
yaitu teknik mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan
responden atau sumber data.
6. Teknik Pengumpulan Data
a.
Teknik Observasi
Teknik
observasi yaitu teknik perolehan data melalui pengamatan secara langsung pada
saat kegiatan berlangsung.
b. Teknik Wawancara
Teknik
wawancara adalah teknik pengambilan data dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada narasumber (responden atau sumber
data).
H. Review
Dalam
menyusun hingga melaksanakan suatu program atau perencanaan agar pemahaman
tentang pacaran dalam perspektif islam agar menjadikan Anak tidak terjerembab
namanya pacaran atau dosa dan dapat mengelolah cintanya dengan sebaik mungkin
yang membawa pada ketaatan bukan kemaksiatan. Mungkin nanti akan banyak sekali
hambatan terutama terhadap mahasiswa yang enggan untuk meninggalkan yang
namanya pacaran mereka sudah terbiasa, jadi sulit untuk memutuskan karena sudah
namanya cinta apapun dilakukan mau itu halal dan haram yang ada kesenangan yang
membawa kemaksiatan. dan mungkin kurang antusias mahasiswa ikut kajiam
sosialiasasi tentang pacaran dan sulitnya untuk hijrah ketempat perkumpulan
yang membawanya kepada kebaikan.
Dan mungkin ada nanti
cibiran-cibiran dari mahasiswa tentang pacaran karena mereka tidak mau
meninggalkan pacaran dan melihat orang orang yang baik masih ada yang pacaran.
DAFTAR PUSTAKA
Rifai,A. (2014). Jomblo
Sebelum Nikah. Jakarta : Gramedia.
Sodiq, B. (2009). Ya Allah Aku Jatuh CInta. Surakarta : Samudra.
Chomaria, N. (2014). Ta’aruf Cinta. Surakarta : Ahad Book.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar