Sabtu, 11 Februari 2017

PACARAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

PACARAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang Diampu Oleh
Firman Robiansyah, M.Pd

Disusun Oleh :
           Ulwan Syafrudin  (1204069)
Kelas   :
IPS Semester 6
 










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

A.        Identify Problem
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam mengenalkan istilah "khitbah (meminang". Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya pada waktu dekat.
Selama masa khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan selayaknya suami istri.Namun di zaman sekarang, istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja.
 Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai "naksir" lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan untuk mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah pendekatannya berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya mulai berpacaran yang identik dengan pelampiasan sayang dengan cara yang kurang begitu sesuai dengan ajaran Islam.
Hal tersebutlah yang mendasari mengapa penulis ingin mengulas Tentang Pacaran , karena banyak yang tidak tau apakah pacaran dalam islam itu di perbolehkan atau tidak.

B.        Collect Information
Berdasarkan gambaran permasalahan yang telah diulas sebelumnya, maka dasar-dasar penulis membahas ini diantaranya:
1.         Banyaknya Remaja dan Orang Dewasa Yang melakukan Pacaran
2.         Banyaknya dikalangan Remaja yang malu dengan status Jomblo sehingga melakukan pacaran
3.         Banyaknya dikalangan Orang tua yang menginzinkan atau tidak melarang anaknya untuk melakukan pacaran
4.         pacaran sebagai ajang mencari pasangan atau mengenal pasangan
5.         aktivitas pacaran seperti orang yang sudah menikah
6.         Pacaran sebagai pelampiasan nafsu
Alasan-alasan diatas disimpulkan dari menganalisa fenomena-fenomena dilingkungan sekitar.
C.        Decide Cause
Penyebab Pacaran diantaranya :
Faktor Internal
1.      Kurangnya pemahaman tentang Ilmu agama
Inilah faktor utama tanpa adanya pengetahuan tentang agama maka akan kurang tahu mana yang dilarang dan diperintahan Allah SWt.
2.      Nafsu dan Syawat yang tidak terkendali
Pada dasarnya nafsu dan syahwat adalah fitrah penciptaan manusia. Tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan nafsu dan syahwat dari dirinya. Tetapi banyak orang yang salah melampiaskan nafsu nya itu kepada hal-hal yang buruk seperti pacaran.
3.      Malu menjadi Jomblo
Terkadang kita menjadi malu ketika teman-teman kita memiliki pasangan kita akan ditertawakan teman anggapannya mungkin kita tidak laku, untuk menghapus itu mungkin dia mencari pasangan untuk menjadi pasangan.
4.      Kurangnya Perhatian dan kasih sayang dari keluarga.
Banyak sekali orang tua yang sibuk bekerja sehingga anak kurang perhatian, sehingga anak mencari perhatian dan kasih sayang pada orang lain
5.      Pubertas
Anak yang sudah pubertas akan mencari jati dirinya akan mencari tahu dilingkungan
Faktor Eksternal
1.      Lingkungan yang buruk
Lingkungan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kepribadian anak, karena disini lah anak paling banyak bersosialisasi , anak yang hidup dilingkungan buruk akan terkena dampak nya menjadi buruk, maka dari itu kita seharusnya mencari lingkungan yang baik patuh terhadap orang tua.


2.       Teman yang buruk
Tidak salahnya bergaul dan berteman. Akan tetapi kita harus pandai memilih dan memilah siapa saja yang layak dijadikan teman. Teman bisa menghasut kita untuk berpacaran karena teman yang buruk dan aktivitas pergaulannya pun tidak baik. Kalau kita berteman yang baik mungkin kita bisa diajak beraktivitas yang positif seperti mengaji kemasjid dll.
Rasulullah Saw. bersabda, "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti halnya penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi, ia bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau minimal kamu akan mencium aroma wangi darinya. Adapun tukang pandai besi, ia bisa membuat pakaianmu terbakar atau minimal kamu akan mencium bau yang tidak sedap darinya." (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, memilih teman yang baik lagi shalih adalah sebuah kelaziman bagi setiap muslim
Rasulullah Saw. bersabda, "Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi teman karibnya." (HR. At-Tirmidzi)
3.      Tayangan-tanyangan yang tidak mendidik
Banyak sekali dalam dunia elektronik dan informasi film-film yang romantis dan sinetron yang tidak mendidik. Anak bisa meniru dan terpengaruh oleh tanyangan tersebut apalagi sudah mengindolai artis yang tidak baik

Sedangkan dampak yang akan ditimbulkan akibat pacaran :
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Beberapa pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka, asalkan bisa menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar kok pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Padahal engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang tidak dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi, berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski pacarannya hanya sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah bisa memicu terjadinya zina hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu.” (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan.”
Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi jumlah pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam perzinaan—yang diawali dari aktivitas pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah melakukan dosa besar yang akan menyebabkan dampak-dampak buruk lainnya—baik yang ia rasakan di dunia maupun di akhirat.
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang, serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.
3. ‘melatih’ kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
4. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu—tentang apa yang akan dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.
5. Mengurangi produktivitas
Jika tidak pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif; misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun seringkali produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran.
6. Menjadikan hidup boros
orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.
7. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada pacarnya
8. Akan menyebabkan terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar, karena jalan-jalan terus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk berenang-senang).
9. Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
10. Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syah dengan pacarnya yang lama.
            Akibat dari kurang pahamnya masyarakat tentang pacaran maka permasalahan ini akan dibahas agar menemukan solusi yang tepat agar Masyarakat Paham tentang bagaimana islam memandang pacaran.
            Selain itu penulis menemukan beberapa dalil yang mengharamkan pacaran Meskipun tidak dijelaskan secara gamblang, namun banyak sekali dalil yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pelarangan aktifitas pacaran tersebut.
Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI ZINA.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)

D.        Identify Possible Solution
Berikut Untuk solusi agar paham mengenai pacaran ataupun mencegah agar tidak terjadi Pacaran
1.      Adanya pengawasam terhadap orang tua. Tananmkan sejak dini bahwa Pacaran dilarang jamgan pernah orang tua membolehkan anak Pacaran sampai dia dewasa dan bekerja. Seiring berjalannya waktu anak sudah terbiasa tanpa pasangan karena anak yang pernah merasakan pacaran dia akan sulit untuk tidak pacaran.
2.      Anak bisa kita tempatkan di pondok pesantren agar anak paham tentang pengetahuan islam dan tahu mana yang baik dan buruk dan disana lingkungan sangat mendukung untuk melakukan aktivitas yang baik
3.      Anak bisa kita arahkan kegiatan-kegiatan yang positif seperti hobinya kita kembangan kalau anak sudah nyaman dengan hobinya mungkin anak bisa tidak memperdulikan pacaran
4.      Mengadakan kajian-kajian tentang cinta dan batasan-batasan laki-laki dan perempuan
5.      Bagi merasakan jatuh cinta sebaiknya dipendam tak perlu diungkapan jikalau itu belum mampu menikah dan kuat untuk berpuasa (lajang)
6.      Selalu mengingat surat An Nur ayat 26 yang artinya “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”
7.      Menikahkan anak agar tidak terhindar dari namanya pacaran atau zina

E.        Select Best Solution
Dari solusi-solusi yang dipaparkan diatas, solusi yang terbaik Adalah Mengajak atau mengarahkan Anak untuk Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang mengarah kepada kebaikan berkumpul dengan orang-orang yang sholeh yang InsyaAllah akan berdampak baik dengan anak.
 Karena lingkungan itu sangat berpengaruh,.kebanyakan orang-orang pacaran karena dilingkungannya banyak yang berpacaran jadi dia mengikuti apa disekitar lakukan. Berbanding terbalik kalau kita dilingkungan yang baik akan banyak orang yang mengingatkan kita kalau salah.

F.         Plan for Implementation
Perencanaan untuk mengimplementasikan agar anak paham bagaimana pacaran menurut perspektif islam. Berikut beberapa perencanaannya.
1.      Melakukan survey tempat kondisi lapangan
2.      Melalukan wawancara kepada anak dilingkungan sekitar mengenai kondisi dilapangan
3.      Membagikan angket mengenai apakah pernah melakukan pacaran atau sekarang memiliki status pacaran
4.      Mengadakan suatu kajian-kajian tentang pacaran
5.      Mengajak untuk berubah dan bergabung di organisasi keagamaan atau hal-hal kegiatan positif yang dapat mencegah terjadinya pacaran

G.        Implement and Test
Untuk mengaplikasikan susunan perencanaan yang telah dibuat maka sebagai tempat atau lokasi, objek, metode dan tekhniknya akan dijelaskan sebagai berikut:
1.         Lokasi Observasi
            Observasi ini dilakukan di UPI Kampus Serang.
2.         Objek Observasi
Objek observasi yaitu mahasiswa UPI Kampus Serang

3.         Metode
Metode yang dilakukan adalah metode Tanya jawab (wawancara) antara penulis dengan beberapa narasumber yaitu Mahasiswa yang Berpacaran Selain itu metode ceramah yaitu bentuk aplikasi dari sosialisasi yang dilakukan sebagai kegiatan akhir dari program perencanaan penyuluhan Tentang Pacaran.
4.         Desain Observasi
Dalam mengaplikasikan program perencanaan sosialisasi dan Penyuluhan terhadap Pacaran dikalangan Mahasiswa UPI kampus Serang. Berawal dari observasi,wawancara,angket,sosialisasi
5.         Instrumen Observasi
            Instrumen yang akan digunakan dalam observasi ini, diantaranya:
a.         Observasi
Observasi yaitu teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu tingkah laku dengan menggunakan alat indera sebagai alat pengamatan. Teknik ini baik digunakan kepada objek yang jumlahnya banyak dan sifat datanya untuk melengkapi.
b.         Wawancara
Wawancara yaitu teknik mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan responden atau sumber data.
6.         Teknik Pengumpulan Data
a.           Teknik Observasi
Teknik observasi yaitu teknik perolehan data melalui pengamatan secara langsung pada saat kegiatan berlangsung.
b.         Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengambilan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada narasumber (responden atau sumber data).

H.        Review
Dalam menyusun hingga melaksanakan suatu program atau perencanaan agar pemahaman tentang pacaran dalam perspektif islam agar menjadikan Anak tidak terjerembab namanya pacaran atau dosa dan dapat mengelolah cintanya dengan sebaik mungkin yang membawa pada ketaatan bukan kemaksiatan. Mungkin nanti akan banyak sekali hambatan terutama terhadap mahasiswa yang enggan untuk meninggalkan yang namanya pacaran mereka sudah terbiasa, jadi sulit untuk memutuskan karena sudah namanya cinta apapun dilakukan mau itu halal dan haram yang ada kesenangan yang membawa kemaksiatan. dan mungkin kurang antusias mahasiswa ikut kajiam sosialiasasi tentang pacaran dan sulitnya untuk hijrah ketempat perkumpulan yang membawanya kepada kebaikan.
Dan mungkin ada nanti cibiran-cibiran dari mahasiswa tentang pacaran karena mereka tidak mau meninggalkan pacaran dan melihat orang orang yang baik masih ada yang pacaran.
















DAFTAR PUSTAKA

Rifai,A. (2014). Jomblo Sebelum Nikah. Jakarta : Gramedia.
Sodiq, B. (2009). Ya Allah Aku Jatuh CInta. Surakarta : Samudra.

Chomaria, N. (2014). Ta’aruf Cinta. Surakarta : Ahad Book.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar