STUDI KASUS ANAK PEMALU DAN KURANG
PERCAYA DIRI
Ulwan Syafrudin
Universitas Pendidikan
Indonesia (Kamda Serang)
ulwan.syafrudin@student.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian membahas tentang siswa yang memiliki sifat pemalu dan kurang
percaya diri Sebenarnya sifat pemalu dan kurang percaya diri merupakan hambatan
bagi diri siswa atau anak itu sendiri. Siswa atau anak pemalu biasanya menutup
diri, kurang pandai bergaul dengan teman sebayanya, tidak bisa mengekspresikan
dirinya, adanya perasaan tertekan, dan sebagainya.. Metodologi
yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus di mana data diperoleh
dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini merupakan salah satu anak berjenis
kelamin perempuan usia 12 tahun yang duduk di bangku
kelas IV SD Negeri Kamalaka
Kecamatan Taktakan Kota Serang.
masalah yang dialami hotimah sebenarnya
cukup kompleks dari perkembangan fisik-motorik, kognitif-bahasa, sosio-emosi tapi lebih
memfokuskan keperkembangan sosio-emosional. mengatasi siswa
atau anak pemalu tidak bisa dilakukan secara sepontan, harus dilakukan setahap
demi setahap. Sebab ini berkaiatan dengan kebiasaan / kepribadian dirinya. Dan
mengubah kebiasaan / kepribadian tidak bisa secara langsung. Oleh karena itu
mengatasi anak yang pemalu perlu kesabaran dan keuletan. Dan untuk batas waktu
tidak bisa ditentukan secara pasti, tergantung seberapa besar siswa atau anak
tersebut mau berubah.
Kata
Kunci
: Pemalu, Kurang Percaya
Diri
PENDAHULUAN
Dalam
Perkembangan jika kita amati dapat katakan bahwa setiap anak atau siswa
memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga munculnya variasi karakter dari
setiap orang yang kita temui disekolah dan dilingkungan kita. Seperti orangnya
periang, cerdas, pandai bergaul, pemalu, kurang percaya diri dan sebagainya,
dan karakter-karakter pada anak tersebut muncul biasanya cenderung dipengaruhi oleh lingkungan. disini akan
dibahas tentang siswa yang memiliki sifat pemalu dan kurang percaya diri
Sebenarnya sifat pemalu dan kurang percaya diri merupakan hambatan bagi diri
siswa atau anak itu sendiri. Siswa atau anak pemalu biasanya menutup diri,
kurang pandai bergaul dengan teman sebayanya, tidak bisa mengekspresikan
dirinya, adanya perasaan tertekan, dan sebagainya. Hal ini tentu saja
berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Jika ia pandai maka ia tidak bisa
menunjukkan kepandaiannya karena tertekan oleh sifat kurang percaya diri.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas perlu diindentifikasi permasalahan yang ada yaitu. bagaimana perkembangan sosio-emosional anak yang diteliti dan bagaimana
solusi yang diberikan untuk mengatasi Hambatan dalam perkembangannya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :.
1. Untuk mengetahui profil anak yang diteliti.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan anak yang diteliti.
3. Untuk mengetahui perkembangan fisik-motorik anak yang diteliti.
4. Untuk mengetahui perkembangan kognitif-bahasa anak yang diteliti.
5. Untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional anak yang diteliti.
6. Untuk menemukan solusi untuk mengatasi hambatan dalam perkembanganya
Menurut Papalia. (2009, hlm. 6), Perkembangan
dimulai semenjak dalam kandungan, manusia mulai menjalani proses perkembangan.
Disiplin ilmu perkembangan manusia adalah studi ilmiah tentang proses
tersebut”.
Menurut Santrock (2002, hlm. 6), Perkembangan
adalahpola pergerakan atau pergerakan atau perubahan yang dimulai sejak masa
pembuahan dan terus berlangsung selama masa hidup manusia.
Sementara itu Hurlock (1991, hlm. 1) mengemukakan
bahwa perkembangan merupakan bagian dari suatu perubahan yang tidak terbatas.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang bersifat progresif dan secara jelas
mengarah kepada kematangan seseorang”.
Dari beberapa Pengertian di atas, dapat ditarik
suatu simpulan bahwa perkembangan tidaklah terbatas proses perubahan individu
yang berlangsung secara terus-menerus, bersifat maju dan terstruktur yang
mengarah kepada kematangan atau kedewasaan seseorang.
Menurut Erikson
(dalam santrock, 2012.hlm. 26), Motivasi utama manusia bersifat sosial dan
mnecerminkan hasrat untuk bergabung dengan manusia lain.
Adapun tahap-tahap perkembangan
psikodinamik menurt Erik Erikson terbagi ke dalam delapan tahap sebagai berikut
ini: (a) Kepercayaan versus ketidakpercayaan (0-1
tahun). (b)Otonomi versus rasa malu dan
keragu-raguan (1-3 tahun). (c)Prakarsa versus rasa bersalah (3-5
tahun). (d)Semangat versus rasa rendah diri (6
tahun hingga pubertas). (e)Identitas
versus kebingungan identitas (10-20 tahun). (f)Keakraban
versus keterkucilan (20-30 tahun). (h)Generativitas
versus Stagnasi (40-50 tahun).(i)Integritas versus keputusasaan (60 tahun ke atas)
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang
dilakukan pada salah satu siswa kelas IV SD di SD Negeri Kamalaka, Kecamatan Taktakan, Kota
Serang.
Metode dalam hal
ini adalah :
1. Observasi
Metode
ini digunakan untuk mengamati keadaan, sikap, dan tingkah laku siswa.
2. Wawancara
Teknik
pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung kepada siswa yang bersangkutan
(bermasalah) siswa atau wali kelas dan orang tua siswa.
Adapun penelitian ini
dilksanakan sejak bulan Oktober-Desember 2016.
HASIL STUDI KASUS
1.
Profil Anak
Anak
yang dijadikan subjek penelitian dalam studi kasus ini merupakan anak yang pada
saat diteliti duduk di bangku kelas IV SDN Kamalaka
Kota Serang bernama
Hotimah
berjenis kelamin Perempuan.lahir pada tahun 2 September 2004. Hotimah merupakan
anak pertama dari ketiga bersaudara..
2.
Sejarah Perkembangan
Ketika
mengobservasi didalam kelas anak sama sekali diam dan tak mau berbicara dan
ketika guru bertanya kepada anak, anak diam saja dan menjawabnya dengan bahasa tubuh
dan ketika melihat tulisanya sulit untuk dibaca dan dimengerti, untuk sekarang
hotimah belum bisa membaca.
Hotimah
termasuk siswa yang kecil walaupun untuk sekarang dia berumur 12 tahun ketika
dicek tinggi hotimah hanya 108 cm dan berat 20kg. Ketika bertanya kegurunya
dari kelas 1 sampai sekarang pertumbuhan hotimah tidak terlihat malah seperti
tidak ada pertumbuhan. Dan ketika berangkat sekolah hotimah tidak kuat dan
selalu diantarkan ayahnya.
Ketika
ditelusuri dan bertanya kepada orang tuanya, Hotimah adalah anak pertama, orang
tuanya menikah ketika ibunya berumur 22 tahun dan ayahnya berumur 35 tahun.
Ketika melahirkan hotimah ibunya berumur 23 tahun tahun dan pas tidak ada
prematur ketika melahirkan. Tetapi ketika hotimah sudah dilahirkan, ibunya
kembali mengandung dan jarak antara umur dengan adiknya 1 tahun, ibunya
mengakui ketika bayi ibunya kurang memperhatikan hotimah lebih perhatian ke
adiknya. Ketika melihat adiknya, terlihat memang adiknya lebih besar dan
terlihat lebih percaya diri. katanya ibunya hotimah termasuk anak yang susah
makan, melihat dari pertumbuhan hotimah, pernah dicek ke puskemas katanya
hotimah kurang kalsium dan kurang gizi. Memang ibunya sangat jarak sekali
membelikan susu.
3.
Perkembangan Fisik Motorik
Ketika
Bertanya kepada Guru kelasnya dan Guru-guru yang pernah menangani Hotimah
karena tidak bisa mengambil datanya secara pasti perkembangan Fisik Hotimah
karena di sd tersebut tidak pernah atau sudah tidak lagi pengecekan tinggi
badan dan berat badan. Saat itu juga dilakukan pengecekan tinggi Hotimah hanya
108cm dan berat badan 20kg. ketika ditanya guru disekolah tersebut hotimah dari
kelas 1 sampai kelas IV dalam jangka waktu 5 tahun pertumbuhannhya tidak
terlihat seperti tidak ada pertumbuhan . Hotimah termasuk anak yang rajin dia
suka piket kelas dalam melakukan menyapu, mengepel lantai tetapi dipelajaran
olahraga hotimah diam saja melakukannya dengan sangat lambat, memukul bola
kasti tidak pernah bisa dan untuk tulisan nya sulit untu dibaca bahkan huruf
alfabeta tidak hafal
4.
Perkembangan Kognitif-Bahasa
Dari perkembangan Kognitif Hotimah banyak sekali
keterlambatan dia belum bisa membaca, menulis bahkan hotimah sudah 2 kali tidak
naik kelas. Ketika guru memberikan soal-soal semua mata pelajaran hotimah tidak
bisa menjawab bahkan untuk alfabeta hotimah belum hapal. Ketika dimina untuk
menulis yang ada papan tulis, tulisannya sama sekali sulit untuk dibaca.
adapun untuk perkembangan bahasa hotimah
belum bisa membaca akhirnya sulit untuk menulis bahkan ketika untuk diminta
berbicara hotimah selalu menggunkan bahasa tubuh untuk menjawabnya.
5.
Perkembangan Sosio-Emosional
Hotimah termasuk
siswa yang baik dia sangat sopan kepada yang lebih tua terlebih ketika dengan
guru. Cuma dalam pergaulan hotimah anak yang pendiam atau pemalu jarang sekali
berbicara selalu menyendiri ketika jam istirahat.
Pernah
didalam kelas ketika guru meminta hotimah maju kedepan untuk menjawab soal dia
tidak mau maju karena tidak berani kurang percaya diri , Bahkan diminta guru
berbicara hotimah sering diam membalasnya dengan bahasa tubuh.
PEMBAHASAN STUDI KASUS
A. Analisis Perkembangan
1.
Fisik-Motorik
Seperti
yang sudah dipaparkan di bab 3 untuk perkembangan fisik Hotimah dari kelas 1
sampai sekarang pertumbuhannya tidak terlihat seperti tidak ada hampir sama
ketika saat kelas 1 dan untuk yang umurnya sekarang sudah 12 tahun dengan
tinggi 108cm dan berat 20kg. hal tersebut tidak sesuai dari karakteristik
perkembangan fisik diusia sekolah dasar yang pada umumnya bertambah tinggi 2 hingga 3 inci setiap
tahunnya. Ketika berusia 11 tahun anak perempuan biasanya memiliki ketinggian 4
kaki 10 inci atau sekitar 122cm. mengalami penambahan berat tubuh sebesar 5
hingga 7 pon atau sekitar 2-3 kg setiap tahunnya (santrock, 2012. Hlm 318).
Untuk Perkembangan motoric dalam pelajaran olahraga baik berlari, melompat dan
memukul bola tenis dilakukannya sangat lambat dan tidak pernah mengenai bola.
Untuk tulisannya sulit sekali dibaca bahkan untuk huruf alfabeta tidak hafal.
Hal itu tidak sesuai perkembangan motoric usia sekolah dasar yang biasanya
diumur 10 – 11 tahun hampir semua anak bisa dapat mempelajari olahraga berlari,
memanjat, melompat, berenang, mengendarai sepeda. Untuk tulisan anak usia 8- 10
anak sudah dapat menulis daripada sekedar mencetak kata-kata. Ukuran tulisan
kursif menjadi lebih kecil dan mantap. Di usia 10-12 tahun anak mulai
memperlihatkan ketermapilan manipulasi yang serupa dengan kemampuan orang
dewasa. ( santrock, 2012, hlm. 319). Dengan demikian dapat dikatakan
perkembangan fisik-motorik Hotimah banyak sekali permasalahan atau tidak
normal.
2.
Kognitif-Bahasa
Seperti
yang paparkan sebelumnya Hotimah 2 kali tidak naik kelas . Ketika guru
memberikan soal-soal semua mata pelajaran baik itu mudah dan sulit hotimah
tidak bisa menjawab. Hal ini tidak sesuai dengan teori kognitif piaget dalam
santrock (2012,hlm. 29) anak seusia Hotimah seharusnya mampu berpikir
abtrack dan lebih logis bahkan berpikir konkret pun sulit. Adapun untuk
perkembangan bahasa Hotimah belum bisa membaca akhirnya sulit untuk
menulis bahkan ketika untuk diminta berbicara hotimah selalu menggunkan bahasa
tubuh untuk menjawabnya. Hal ini tidak sesuai teori rata-rata anak diusia
hotimah rata-rata mengusai kosa kata sekitar 40.000 kata. Selama di sekolah
dasar anak-anak makin memahami dan menggunakan tata-bahasa yang kompleks.
(santrock, 2012. Hlm 347). Dengan demikian dapat dikatakan perkembangan Kognitif-Bahasa Hotimah ada masalah atau
tidak Normal.
3.
Sosio-Emosional
Seperti
yang sudah dipaparkan sebelumnya Hotimah termasuk siswa yang baik dia sangat
sopan kepada yang lebih tua terlebih ketika dengan guru. Cuma dalam pergaulan
hotimah anak yang pendiam atau pemalu jarang sekali berbicara selalu menyendiri
ketika jam istirahat. Pernah didalam kelas ketika guru meminta hotimah maju
kedepan untuk menjawab soal dia tidak mau maju karena tidak berani kurang
percaya diri , Bahkan diminta guru berbicara hotimah sering diam membalasnya
dengan bahasa tubuh. Hal ini tidak sesuai Erikson pada tahap kempat semangat
versus percaya diri Pada tahap ini anak mulai mengarahkan energinya untuk
menguasai pengetahuan dan keterampilan intelektual, namun dalam tahap ini pula
rasa rendah diri anak dapat berkembang jika anak diperlakukan dengan tidak
baik. (santrock,2012. Hlm. 26) dengan demikian dapat dikatakan perkembangan
Sosio-emosional khotimah juga bermasalah atau tidak normal.
B.
Prediksi
Masalah
yang dialami hotimah sebenarnya cukup kompleks dari perkembangan fisik-motorik,
kognitif-bahasa, sosio-emosi.cuma disini akan lebih memfokuskan keperkembangan
sosio-emosional saja. dalam pergaulannya hotimah anak yang pendiam atau pemalu
jarang sekali berbicara selalu menyendiri ketika jam istirahat. Pernah didalam
kelas ketika guru meminta hotimah maju kedepan untuk menjawab soal dia tidak
mau maju karena tidak berani kurang percaya diri , Bahkan diminta guru
berbicara hotimah sering diam membalasnya dengan bahasa tubuh.
Akhirnya
aku mencoba mencari tahu dengan berbicara kepada ibu hotimah untuk mengetahui
penyebab kenapa hotimah menjadi pribadi yang pemalu dan kurang percaya diri. Hotimah adalah
anak pertama, orang tuanya menikah ketika ibunya berumur 22 tahun dan ayahnya
berumur 35 tahun. Ketika melahirkan hotimah ibunya berumur 23 tahun tahun dan
pas tidak ada prematur ketika melahirkan. Tetapi ketika hotimah sudah
dilahirkan, ibunya kembali mengandung dan jarak antara umur dengan adiknya 1
tahun, ibunya mengakui ketika bayi ibunya kurang memperhatikan hotimah lebih
perhatian ke adiknya. Ketika melihat adiknya, terlihat memang adiknya lebih
besar dan terlihat lebih percaya diri.
Dengan demikian
penyebab hotimah menjadi pribadi pemalu dan kurang percaya diri adalah
perlakuan orang tua Hotimah yang kurangnya perhatian kepadanya yang menjadikan
pribadi yang pemalu. Menjadi
seorang pemalu atau kurang percaya diri bukanlah sesuatu hal yang
buruk, karena memang setiap orang pasti memiliki rasa pemalu itu. Tetapi
itu akan menjadi lebih parah apabila menjadi seseorang yang pemalu takut,
sehingga merasa rendah diri dan merasa tidak berguna ketika berhadapan dengan
orang lain.
C.
Modifikasi
Beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasi permasalahan yang dialami Hotimah yaitu:
1. Memberikan perhatian yang lebih baik itu dari Orang tua dan guru
untuk melihat apa yang menyebabkan ia tidak diterima oleh kelompok teman
sebayanya
2. Menanamkan sifat percaya diri pada siswa tersebut. Caranya dengan
membeirkan penjelasan yang logis dan dapat dimengerti. Misalkan : manusia
adalah makhluk yang paling sempurna, setiap manusia memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, dan sebagainya.
3. Memberi dorongan dengan perlahan-lahan, setingkat demi setingkat. Jangan
memaksa anak yang pemalu atau Kurang percaya Diri untuk menjawab maju kedepan
tetapi berikan dia semangat agar menjadi pribadi percaya diri walaupun
jawabannya salah.. Karena kegagalan dalam usahanya, sifat malu dapat mendorong
dia lebih mundur. Berilah ia kesempatan untuk emnghayati keberhasilan dalam
usahanya.
4. Memberikan pekerjaan/Tugas
yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Anak yang pemalu atau Kurang percaya diri
biasanya tidak mempunyai ketrampilan untuk memulai berpartisipasi dalam
kelompoknya.
5. Menolong siswa agar ia dapat makin diterima oleh kelompoknya.
6. Guru perlu menunjukkan kepada anak bahwa anak diterima oleh guru dan bahwa partisipasinya
dihargai.
7. Atau diserahkan ke Psikologi agar ditangani dengan tepat
KESIMPULAN
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun
dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan
mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor
fisik. Siswa pemalu memang sulit untuk diatasi. Walupun
tidak begitu telihat, namun secara tidak langsung hal itu mengakibatkan potensi
yang dimilkinya menjadi terhalang.
Mengatasi siswa atau anak pemalu tidak bisa
dilakukan secara sepontan, harus dilakukan setahap demi setahap. Sebab ini
berkaiatan dengan kebiasaan / kepribadian dirinya. Dan mengubah kebiasaan /
kepribadian tidak bisa secara langsung. Oleh karena itu mengatasi anak yang
pemalu perlu kesabaran dan keuletan. Dan untuk batas waktu tidak bisa
ditentukan secara pasti, tergantung seberapa besar siswa atau anak tersebut mau
berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Crain, W. (2014). Teori Perkembangan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Feldman, P. O. (2009).
Human Development. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Hurlock,
Elizabeth B. (1956). Child Development. New York: Mc Graw Hill.
Jamaris, M. (2010). Orientasi
Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni.
Santrock, J. W.
(2012). Life-Span Development. Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar